Minggu, 17 April 2011

Skripsi

BAB I
PENDAHULUAN
                                     
A. Latar Belakang
Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud itu nyata memiliki arti yang sangat luas yaitu perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Pada kenyataannya pembelajaran adalah merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dimana saja tanpa ada ruang dan waktu, karena memang pembelajaran biasa dilakukan kapan saja dan dimana saja, walaupun banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran hanya dilakukan disekolah atau lembaga tertentu.Jadi pembelajaran merupakan kegiatan perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif dan psikomotorik
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa.Untuk itu diperlukan suatau pendekatan belajar yang memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual (CTL).
CTL dikembangkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga  yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat, melalui Direktorat SLTP Depdiknas.
 Pendekatan Kontekstual atau contextual teaching and learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapainya.
Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa . 2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual. 4) Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5) Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refleksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.
Oleh karena itu untuk dapat menyesuaikan perkembangan tersebut kreatifitas dan kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan, dimana peningkatan kreatifitas dan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dicapai melalui jalur pendidikan. Untuk meningatkan kualitas peserta didik melalui pengajaran IPA, guru diharapkan tidak hanya memahami disiplin ilmu IPA, tetapi hendaknya juga memahami hakikat proses pembelajaran.
Di dalam mempelajari struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman, para pendidik atau guru tidak bisa hanya bersikap pasif. Dalam hal ini diperlukan konsep atau pendekatan yang tepat untuk peserta didik agar lebih aktif dan kreatif di dalam proses pembelajaran, sehingga ketercapaian daya serap siswa  menjadi lebih optimal.
Daya serap diartikan sebagai suatu kemampuan peserta didik untuk menyerap atau menguasai materi yang dipelajarinya sesuai dengan bahan mata pelajaran yang diajarkan gurunya. Daya serap merupakan tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
 Bertitik tolak dari latar belakang dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning terhadap penguasaan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman

B.     Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang mungkin timbul, diantaranya:
1)        Apakah dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning pembelajaran akan lebih efektif?
2)        Apakah dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning akan memenuhi kebutuhan siswa terhadap penguasaan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman?
3)        Apakah dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning siswa akan lebih dapat memahami materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman?
4)        Apakah dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning siswa akan lebih berkembang dalam penguasaan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman?
5)        Pengaruh apakah yang dapat terjadi dalam penggunaan pendekatan contextual teaching and learning dalam penguasaan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman  pada siswa?

C.     Pembatasan Masalah
            Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah hanya pada permasalahan ” Pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning terhadap penguasaan materi tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman”.
Adapun operasional masing-masing variabel adalah :
1.      Penggunaan pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran adalah pendekatan yang dipergunakan untuk mempelajari subyek yang ditelaahnya
2.  Dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran, peserta didik akan lebih fokus perhatiannya dan lebih jelas serta mengurangi kesalahan konsep.
3.  Penguasaan materi adalah kemampuan peserta didik untuk menyerap atau menguasai materi yang dipelajarinya sesuai dengan bahan mata pelajaran yang diajarkan gurunya.
  1. Materi  yang  ditelaah  adalah  materi pelajaran kelas 8 semester 1 yaitu pembelajaran tentang struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman
  2. Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  peserta  didik  kelas  8   tingkat   Sekolah Menengah Pertama (SMP).
 D.     Perumusan Masalah
            Sebagaimana permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah ”apakah ada pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning terhadap daya serap siswa di dalam pembelajaran struktur dan fungsi tumbuhan pada akar tanaman”

E.     Kegunaan Penelitian
            Penelitian ini penulis lakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat akademik dan praktis kegunaan diantaranya sebagai berikut :
a). Bagi penulis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan keilmuan  guna mengembangkan pendekatan dan prinsip pengelolaan pembelajaran.
b). Bagi mahasiswa STKIP Arrahmaniyah Depok dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam pembelajaran.
c). Bagi  pendidik/guru  dapat  dijadikan  sebagai bahan masukkan untuk lebih meningkatkan dalam pengelolaan pembelajaran.
d). Untuk mengetahui sejauh mana hubungan penggunaan pendekatan contextual teaching and learning terhadap daya serap di dalam mempelajari struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada akar tanaman
e). Bagi sekolah SMP Muhammadiyah Kota Bogor dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar